Apa Gaya Belajar Anak Anda?
KOMPAS.com - Tidak semua orang memproses informasi
dengan cara yang sama. Itu sebabnya kita perlu mengetahui bagaimana gaya
bekerja otak diterjemahkan ke dalam gaya belajar yang berbeda-beda
pula. Para orangtua dapat mengetahui potensi dan gaya belajar anak
secara detil dengan melakukan tes potensi dan bakat anak.
Dengan
mengenal perbedaan gaya-gaya yang mendasar ini, orangtua dan guru akan
lebih mudah menemukan referensi gaya belajar yang paling efektif untuk
anak atau siswa didiknya. Menurut para pakar, ada beberapa model gaya
belajar :
1. Tipe VISUAL
Ini merupakan
kecenderungan gaya belajar dengan menggunakan indera penglihatan. Pada
model gaya belajar ini, informasi data visual terbagi menjadi data
berupa teks (tulisan, huruf, angka, simbol) dan berupa gambar (foto,
diagram).
Ciri anak tipe Visual:
Lebih mudah
ingat dengan melihat, lebih suka membaca, saat mendapat petunjuk untuk
melakukan sesuatu, biasanya akan melihat orang lain melakukan dulu baru
kemudian dia sendiri yang bertindak. Anak dalam kelompok ini juga dapat
duduk tenang saat belajar di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa
merasa terganggu.
Kendala dari tipe visual antara lain tak suka
berbicara di depan kelompok dan tak suka mendengarkan orang lain, tahu
apa yang harus dikatakan tapi tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata,
serta tulisan tangannya berantakan sehingga tak terbaca. Anak dari
kelompok visual juga biasanya kurang mampu mengingat informasi yang
disampaikan secara lisan.
Cara menstimulasi:
Gunakan
beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi
pelajaran. Perangkat grafis bisa berupa film, slide, ilustrasi, coretan,
atau kartu-kartu gambar berseri yang bisa dipakai untuk menjelaskan
informasi secara berurutan. Mintalah anak untuk menghapal dengan
membayangkan obyek atau materi yang sedang dipelajarinya.
2. Tipe AUDITORY
Tipe
Auditory merupakan kecenderungan gaya belajar dengan menggunakan indera
pendengaran. Pada model gaya belajar ini informasi terbagi menjadi data
berupa bahasa dan nada.
Ciri anak tipe Auditory:
Mudah
ingat dari apa yang didengarnya dan didiskusikannya. Senang dibacakan
atau mendengarkan, lebih suka menuliskan kembali sesuatu, senang membaca
dengan suara keras, bisa mengulangi apa yang didengarnya, senang
diskusi, bicara atau menjelaskan panjang lebar. Anak dengan tipe
auditory pada umumnya menyenangi seni musik dan mudah mempelajari bahasa
asing.
Kendala anak dengan tipe auditory antara lain cenderung
banyak omong, tak bisa belajar dalam suasana berisik atau ribut, apalagi
bila anak memiliki konsentrasi yang lemah. Anak juga lebih
memperhatikan informasi yang didengarnya, jadi kurang tertarik
memperhatikan hal-hal baru di lingkungannya.
Cara menstimulasi:
Bekali anak dengan tape recorder
untuk merekam semua materi pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Libatkan anak dalam kegiatan diskusi, coba bacakan informasi, kemudian
meringkasnya dengan bentuk lisan dan direkam untuk selanjutnya
diperdengarkan dan dipahami.
3. Tipe KINESTETIK
Kecenderungan
gaya belajar dengan menggunakan indera tubuh. Pada model gaya belajar
kinestetik, informasi terbagi menjadi data berupa gerakan dan sentuhan.
Ciri anak tipe Kinestetik:
Gemar
menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, suka mengerjakan segala
sesuatu yang memungkinkan tangannya sedemikian aktif, banyak gerak fisik
dan memiliki koordinasi tubuh yang baik, menyukai kegiatan/permainan
yang menyibukkan secara fisik, lebih suka mendemonstrasikan sesuatu
daripada menjelaskan.
Kendalanya, anak sulit mempelajari hal-hal
yang abstrak, tak bisa belajar di sekolah-sekolah yang bergaya
konvensional di mana guru menjelaskan dan anak duduk diam. Kapasitas
energi anak cukup tinggi, sehingga bila tidak disalurkan akan
berpengaruh terhadap konsentrasi belajarnya.
Cara menstimulasi:
Bersekolah pada sekolah yang menganut sistem active learning di
mana siswa banyak terlibat dalam proses belajar. Dengan begitu,
kemampuannya dapat berkembang optimal. Untuk siswa yang memiliki
kapasitas energi berlebih, sebaiknya diberikan aktivitas fisik, seperti
kegiatan olahraga atau kesenian. Salurkan energi dengan memberikan
kebebasan beraktivitas sebelum belajar, sehingga anak bisa duduk tenang
selama belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar